Studi Teologis-praktis tentang Efektifitas Pelayanan Pendeta yang Membujang

Rannu Sanderan, Algu S. Pabangke, Hasrat Dewy Rante Allo, Naomi Sampe

Abstract


This paper intends to examine and describe institutionally the reality in which the Protestant denomination do not recognizes anymore the existence of a celibate life form of the priest. This means that the priests may marry; but in some facts, it turns out that there are still found any unmarried priests. From a theological perspective, we might ask whether the Bible obliges Christian ministers not to marry. This issue is going to study deeper in this paper, by using a qualitative research approach. The object of this research is the humans’ beings, who have their own subjectivity; therefore, in fact, the phenomenological approach is also a perspective in seeing this existing phenomenon.

The aims of this studies is to identify various reasons, why there are still some Torajan Church priests who choose to live in celibate; and it is hoped that this research can explain the efficiency of the status of a priest who chooses a celibate way of life in his ministry. Finally, this study aims to show there are several factors that form the basis of the fact that a priest is still single. Not being married is a value that also takes place within the framework of subjective decision-making.  This single status has an impact on the effectiveness and efficiency of the ministry of the single pastor.

 

Penelitian ini hendak menimbang dan menjelaskan secara institusional realitas di mana aliran Protestan tidak lagi mengenal adanya bentuk kehidupan selibat dari imam. Artinya para pendeta boleh kawin; tetapi dalam beberapa kenyataan masih ada oknum pendeta yang tidak menikah. Dari perspektif teologi, kita bisa bertanya apakah Alkitab mewajibkan rohaniwan Kristen untuk tidak menikah? Hal ini yang hendak dikaji dalam tulisan ini, dengan menggunakan pendekatan penelitan kualitatif. Obyek riset adalah manusia yang memiliki subyektifitas masing-masing oleh karena itu, secara faktual pendekatan fenomenologi juga menjadi perspektif dalam melihat gejala yang ada ini.

Penelitian ini bertujuan untuk menemukenali berbagai penyebab mengapa masih ada beberapa pendeta Gereja Toraja memilih untuk hidup membujang; serta diharapkan penelitian ini dapat menjelaskan sejauh mana efisiensi dari status pendeta yang memilihan cara hidup membujang dalam pelayanannya. Pada akhirnya penelitian ini hendak menunjukkan bahwa ada banyak faktor yang mejadi dasar kenyataan hidup membujang seorang pendeta. Tidak menikah adalah sebuah nilai yang juga mengambil tempat dalam kerangka pengambilan keputusan subyektif. Status membujang ini memiliki dampak bagi efektifitas dan efisiensi pelayanan pendeta yang melajang tersebut.


Keywords


priest, single, church, ministry, vocation, pendeta, membujang, gereja, pelayanan, panggilan

Full Text:

Klik PDF (Bahasa Indonesia) untuk baca isi artikel.

References


Fitriyana, Nur. “Selibat dalam Paham Keagamaan Gereja Katolik” 20, no. 2 (2014): 23.

Koloff, Abbott. “Theodore McCarrick, Ex-Catholic Cardinal, Charged with Sexual Assault,” July 2021. https://www.usatoday.com/story/news/nation/2021/07/29/cardinal-theodore-mccarrick-sexual-assault-child-massachusetts/5417742001/.

Quora. “Mengapa pendeta Protestan boleh beristri sedangkan Pastur Katolik tidak boleh ?” Accessed September 30, 2021. https://id.quora.com/Mengapa-pendeta-Protestan-boleh-beristri-sedangkan-Pastur-Katolik-tidak-boleh.

M.Si, Dr Agus Triyono. Metode Penelitian Komunikasi Kualitatif: Bintang Pustaka. Yogyakarta: Bintang Pustaka Madani, 2021.

“Pendeta di Surabaya diduga perkosa jemaat di bawah umur: Mengapa terjadi?” BBC News Indonesia. Accessed July 20, 2021. https://www.bbc.com/indonesia/indonesia-51717311.

Pranandari, Kenes. “KECERDASAN ADVERSITAS DITINJAU DARI PENGATASAN MASALAH BERBASIS PERMASALAHAN DAN EMOSI PADA ORANGTUA TUNGGAL WANITA.” Jurnal Psikologi 1, no. 2 (February 26, 2011). https://ejournal.gunadarma.ac.id/index.php/psiko/article/view/287.

“Selibat klerikal (Gereja Katolik).” In Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas, August 6, 2021. https://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Selibat_klerikal_(Gereja_Katolik)&oldid=18929094.

“Skandal Seks 300 Pendeta AS, Vatikan Malu Dan Sedih.” Accessed July 4, 2021. https://international.sindonews.com/berita/1331037/41/skandal-seks-300-pendeta-as-vatikan-malu-dan-sedih.

“Vatikan vonis pastur lima tahun penjara terkait pornografi anak.” BBC News Indonesia. Accessed August 4, 2021. https://www.bbc.com/indonesia/dunia-44591576.

Wibowo, Yohanes Hario Kristo. “Penghayatan Selibat Imam sebagai Kesaksian Hidup di Zaman Sekarang.” Jurnal Teologi (Journal of Theology) 6, no. 2 (2017): 125–42. https://doi.org/10.24071/jt.v6i2.997.




DOI: https://doi.org/10.34307/b.v5i2.362

Article Metrics

Abstract telah dilihat sebanyak 638 kali
File PDF (Bahasa Indonesia) telah di download sebanyak 253 kali

Refbacks

  • There are currently no refbacks.



is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial-NoDerivs (CC BY-NC-ND).

ISSN LogoCrossref LogoScholar LogoGaruda LogoOne Search Indonesia LogoBase Search LogoScilit LogoDimensions Logocitefactor Logo

 

BIA': Jurnal Teologi dan Pendidikan Kristen Kontekstual
Based on a work at: www.jurnalbia.com or jurnalbia.stakntoraja.ac.id
Online ISSN: 2655-4682 Printed ISSN: 2655-4666

BIA' © Published by IAKN Toraja